gedesitdownblog.blogspot.com: http://gedesitdownblog.blogspot.com/2013/05/kumpulan-beberapa-animasi-untuk.html#ixzz2Yz5ZEV3S

Rabu, 17 Juli 2013

UKURAN FREKUENSI PENYAKIT
Mengukur kejadian penyakit, cacad ataupun kematian pada populasi. Merupakan dasar dari epidemiologi deskriptif. Frekuensi kejadian yang diamati diukur dengan menggunakan Prevalens dan Incidens. Ukuran-ukuran frekuensi penyakit menggambarkan karakteristik kejadian (“occurrence”) suatu penyakit atau masalah kesehatan didalam populasi.
Ada tiga macam ukuran yang digunakan dalam epidemiologi
1.         Ukuran frekuensi penyakit : Mengukur kejadian penyakit, cacad ataupun kematian pada populasi. Merupakan dasar dari epidemiologi deskriptif. Frekuensi kejadian yang diamati diukur dengan menggunakan Prevalens dan Incidens
2.         Ukuran dari akibat pemaparan : Mengukur keeratan hubungan statistik antara faktor tertentu dengan kejadian penyakit yang diduga merupakan akibat pemaparan tersebut. Hubungan antara pemaparan dan akibatnya diukur dengan menggunakan Relative Risk atau Odds Ratio
3.         Ukuran dari potensi dampak : Menggambarkan kontribusi dari faktor yang diteliti terhadap kejadian suatu penyakit dalam populasi tertentu. Ukuran yang digunakan adalah Attributable Risk Percent dan Population Attributable Risk. Ukuran ini berguna untuk meramalkan efficacy atau effectiveness suatu pengobatan dan strategi intervensi pada populasi tertentu.
Untuk mengukur frekuensi kejadian penyakit pada suatu populasi, digunakan salah satu dari tiga bentuk pecahan, yaitu
_ Proporsi
_ Ratio
_ Rate
1.         Proporsi adalah bentuk pecahan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebutnya. Bentuk ini sering dinyatakan dalam persen, yaitu dengan mengalikan pecahan ini dengan 100% .


Contoh : Pada populasi yang terdiri atas 500 orang, 20 orang di antaranya menderita penyakit malaria. Proporsi penderita malaria dalam populasi ini besarnya
20        (Pembilang)
----                                              =                   0.04 X 100 = 4%
500      (Penyebut)
Ciri dari Proporsi:
_          Tidak mempunyai satuan (dimensi), karena satuan dari pembilang dan penyebutnya sama, sehingga saling meniadakan.
_          Nilainya antara 0 dan 1
2.         Ratio  adalah pecahan yang pembilangnya bukan merupakan bagian dari penyebutnya. Ini yang membedakannya dengan proporsi. Ratio menyatakan hubungan antara pembilang dan penyebut yang berbeda satu dengan yang lain.
Ada dua jenis ratio:
1.         Ratio yang mempunyai satuan, misalnya
_ Jumlah dokter per 100.000 penduduk
_ Jumlah kematian bayi selama setahun per 1.000 kelahiran    hidup.
2.         Ratio yang tidak mempunyai satuan oleh karena pembilang dan penyebutnya mempunyai satuan yang sama, misalnya
_ Ratio antara satu  proporsi dengan proporsi lain atau ratio antara satu rate dengan rate yang lain, contohnya Relative Risk dan Odds Ratio
3.         Rate  merupakan konsep yang lebih kompleks  dibandingkan dengan dua bentuk pecahan yang terdahulu. Rate yang sesunguhnya merupakan kemampuan berubah suatu kuantitas bila terjadi perubahan pada kuantitas lain. Kuantitas lain yang digunakan sebagai patokan ini biasanya adalah kuantitas waktu. Bentuk ukuran ini sering dicampur adukkan penggunaannya dengan proporsi.


Contoh: Kecepatan mobil pada satu saat tertentu bentuknya adalah suatu rate. Oleh karena kecepatan sebuah mobil yang sedang berjalan dapat berubah setiap saat, maka yang diukur adalah kecepatan rata-rata dari mobil tersebut. Ini yang biasa disebut kecepatan (speed) yang diukur dengan membagi jarak tempuh mobil tersebut dengan waktu yang digunakan untuk mencapainya. Misalnya: Jakarta-Bogor yang jaraknya 60 Km ditempuh dalam waktu 1 jam. Maka kecepatan mobilnya = 60 Km per jam.
Demikian juga, adalah mustahil untuk mengukur kecepatan terjadinya penyakit yang berlangsung pada satu saat tertentu. Oleh karena itu digunakan rate rata-rata yang terjadi dalam populasi tersebut.
Ciri dari Rate:
_ Mempunyai satuan ukuran, yaitu per satuan waktu.
_ Besarnya tidak terbatas. Secara teoritis nilainya terbentang antara 0 sampai tak terhingga.
                                              UKURAN FREKUENSI PENYAKIT
Dalam epidemiologi, ada dua ukuran penyakit yang harus dibedakan, yaitu : Incidens, yang menggambarkan jumlah kasus baru yang terjadi dalam satu periode tertentu, dan Prevalens, yang  menggambarkan jumlah kasus yang ada pada satu saat tertentu.
Untuk memudahkan pemahaman, setiap individu dalam populasi dianggap masuk dalam salah satu dari dua kategori ini: Sakit, atau tidak sakit. Prevalens menggambarkan proporsi populasi yang sakit pada satu saat tertentu, sedangkan insidens menggambarkan perpindahan dari kategori tidak sakit ke kategori sakit. Oleh karena itu, prevalens adalah sinonim dengan status suatu penyakit sedangkan insidens adalah kejadian (event) penyakit atau perubahan dari status sehat ke status sakit.


                                                                 _ INGAT _
                                                 Insidens = kejadian (kasus baru)
                                       Prevelence = status (kasus lama + kasus baru)
PREVALENS adalah proporsi populasi yang sedang menderita sakit pada satu saat tertentu.
Jumlah individu yang sedang sakit
pada satu saat tertentu time
Prevalens = ---------------------------------------------
Jumlah individu dalam populasi tersebut
pada saat tertentu itu
Ciri dari prevalens
- berbentuk proporsi
- tidak mempunyai satuan
- besarnya antara 0 dan 1
Bila disebut tanpa tambahan apa-apa, "prevalens" yang dimaksud adalah Point Prevalens, yaitu probabilitas dari individu dalam populasi berada dalam keadaan sakit pada satu waktu tertentu.
Ukuran prevalens yang lain adalah Period Prevalens yaitu proporsi populasi yang sakit pada satu periode tertentu.
Oleh karena pembilangnya adalah mereka yang ditemukan sakit pada satu saat tanpa membedakan apakah mereka baru saja tertular (kasus baru) ataukah sudah lama menderita penyakit (kasus lama), dengan sendirinya penyakit yang berlangsung lama cenderung tinggi prevalensinya dibandingkan dengan penyakit yang berlangsung singkat.
Prevalens digunakan
_ untuk menentukan situasi penyakit yang ada pada satu waktu tertentu


_ oleh para perencana di bidang kesehatan oelh karena prevalens memberikan informasi tentang pengobatan, jumlah tempat tidur dan peralatan rumah sakit yang dibutuhkan, sehingga sangat berguna dalam perencanaan fasilitas kesehatan dan ketenagaan.
Insidens : Ada dua jenis insidens
1. Mengukur risiko untuk sakit  ® Cumulative insidence
2. Mengukur kecepatan untuk sakit ® Insidence rate (insidence density)
1.         Cumulative insidence : Probabilitas dari seorang yang tidak sakit untuk menjadi sakit selama periode waktu tertentu, dengan syarat orang tersebut tidak mati oleh karena penyebab lain. Risiko ini biasanya digunakan untuk mengukur serangan penyakit yang pertama pada orang sehat tersebut. Misalnya : Insidens penyakit jantung mengukur risiko serangan penyakit jantung pertama pada orang yang belum pernah menderita penyakit jantung.
Jumlah individu yang menjadi sakit                                      selama periode tertentu period
Cumulative insidens = ---------------------------------------------
Jumlah individu dalam populasi pada                                           permulaan periode
Baik pembailang maupun penyebut yang digunakan dalam perhitungan ini adalah individu yang tidak sakit pada permulaan periode pengamatan, sehingga mempunyai risiko untuk terserang. Kelompok individu yang berisiko terserang ini disebut population at risk atau populasi yang berisiko.
Cumulative insidens adalah proporsi individu yang pada awal periode pengamatan berada dalam kategori tidak sakit, yang berpindah ke kategori sakit selama periode pengamatan.
Ciri dari cumulative insidence (CI)
- berbentuk proporsi
- tidak memilik satuan
- besarnya berkisar antara 0 dan 1


Konsep risiko ini harus dinyatakan dalam periode waktu yang menunjukkan bentang waktu yang dibutuhkan untuk mencari kasus baru karena cumulative insidens tergantung pada lamamya periode pengamatan. Oleh karena itu dalam menuliskan cumulative insidence, lamanya periode pengamatan harus selalu disertakan.
                                                         
                                                            Untuk mudahnya
                               Cumulative Insidence adalah proporsi individu sehat
                                       yang menjadi sakit selama periode tertentu
                    
Contoh : Hasil sensus di tahun 1960 di Swedia menunjukkan sejumlah 3076 laki-laki berumur 20-64 tahun yang bekerja di perusahaan plastik. Berdasarkan data dari Register Kanker Swedia, antara tahun 1961-1973, sebelas orang diantara pekerja ini terserang tumor otak.
CI tumor otak yang terjadi pada pekerja pabrik plastik ini selama 13 tahun adalah
 11
CI = --------- = 0.004 atau 0.04%
3076
Dalam investigasi wabah penyakit menular,  periode pengamatan yang dipakai biasanya adalah selama periode wabah berlangsung, atau periode waktu dimana kasus primer terjadi. Dalam kejadian yang demikian ini cumulative insidens (risk) seringkali disebut attack rate, walaupun bentuknya bukan rate yang sesungguhnya.
Contoh : Selama tiga bulan terjadi wabah kolera di desa Warna Sari, Kecamatan Belimbing. Dari 3800 penghuni desa tersebut, 162 diantaranya terserang kolera.
   162
CI atau attack rate = ------ = 0.043 or 4.3%
   3800


2.         Insidence rate atau insidence density
Insidens rate dari kejadian penyakit adalah potensi perubahan status penyakit per satuan waktu, relative terhadap besarnya populasi individu yang sehat pada waktu itu. Rumusnya,
Jumlah kasus baru yang terjadi
Selama periode tertentu
Insidens Density (ID) = ------------------------------------------
Jumlah orang-waktu yang disumbangkan
oleh seluruh individu yang diamati                                      selama periode waktu tersebut
Jumlah orang-waktu yang disumbangkan oleh seluruh individu yang diamati itu disebut time at risk. Jumlah ini merupakan jumlah dari waktu saat individu masih belum terserang penyakit.
Contoh :
 Individu                                 Time at risk (tahun)
         ┌───────────────────────────────────────┐
     1   ════════════════════════════════════     7   
                                                     
     2   ════════════════════════════════════     7   
                                                     
     3   ══════════**********0                    2   
                                                     
     4   ════════════════════════════════════     7   
                                                
     5   ═══════════════_────────────────────     3
                                                
     6   ═════════**************************      2
                                                
     7   ═════════════════════════************    5
                                                     
                                              
         ────────────────── ─────────────
         0    1    2    3    4     5    6    7      33 orang-tahun
                    Lama pengamatan (tahun)               
         Catatan:                
        ═════ : period sehat    ──── : hilang dari pengamatan
                                    
         ***  : period sakit      0  : mati
                                    


Selama 7 tahun pengamatan, 3 orang menderita penyakit yang diteliti. Jumlah time-at-risk adalah 33 orang-tahun.
3 orang
ID = ---------------- = 0,091/tahun
33 orang-tahun
Artinya, dalam setahun itu rata-rata 0,091 individu terserang penyakit yang diteliti itu. Bila tidak ada yang berubah, maka dalam satu dasa warsa (10 tahun), akan terjadi 0.091 x 10 = 0,91 kasus, atau 0.091 : 12 = 0,0076 kasus terjadi dalam sebulan, atau 0,091 X 100 = 9,1 kasus dalam seabad (100 tahun).
Tanpa keterangan waktu, angka dalam incidnece density tidak mampunyai makna sama sekali, oleh karena besarnya angka tersebut sangat tergantung pada satuan waktu yang digunakan.
Konsep orang-waktu.
33 orang-tahun dalam contoh di atas disumbangkan oleh 7 orang selama periode 7 tahun. Jumlah ini sama dengan waktu yang disumbangkan oleh 1 orang yang tetap tidak sekit selama 33 tahun pengamatan, atau waktu yang disumbangkan oleh 33 orang yang tetap tidak sakit selama 1 tahun pengamatan, atau waktu yang disumbangkan oleh 11 orang yang tetap tidak sakit selama 3 tahun pengamatan.
Ciri dari insidens density
_          mempunyai satuan, yaitu per waktu. Tanpa satuan ini insidens density kehilangan maknanya
_          besarnya berkisar antara 0 sampai tak terhingga


Apa yang sesungguhnya diukur oleh insidence density?
Jumlah orang yang berpindah status dari tidak sakit ke status sakit selama periode waktu tertentu merupakan hasil paduan antara tiga faktor, yaitu
_          Ukuran besarnya populasi
_          Lama periode pengamatan
_          Kekuatan penyebaran penyakit (force of morbidity)
Oleh karena besarnya populasi dan lama periode pengamatan telah ditentukan oleh pengamat/peneliti, maka yang diukur dengan insidens density ini adalah kekuatan penyebaran penyakit (Force of Morbidity).


Daftar Pustaka:
1.             Kleinbaum, David. G., Lawrence L. Kupper, Hal Morgenstern (1982) Epidemiologic Reseach. Principles and Quantitative Methods.Van Nostrand Reinhold. New York
2.             Rothman, Kenneth J. (1986) Modern Epidemiology. Little, Brown and Company, Boston
3.             Beaglehole, R., R. Bonita, T. Kjellstrom. (1993). Basic Epidemiology. World Health Organization, Geneva
4.             Last, John M. (Ed) A Dictionary of Epidemiology.
5.             Singhasivanon, Pratap. Measures of Disease Frequency and Effect. Lecture note for the First Asian Advance Course in Tropical Epidemiology, Bangkok.
4. Prevalence
Prevalence adalah proporsi populasi yang sedang menderita sakit pada satu saat tertentu.




Ciri prevalence :
v  berbentuk proporsi
v  tidak mempunyai satuan
v  besarnya antara 0 dan 1
Jenis prevalence :
v  Point Prevalence
Point Prevalens, yaitu probabilitas dari individu dalam populasi berada dalam keadaan sakit pada satu waktu tertentu.
v  Period Prevalence
Period Prevalens yaitu proporsi populasi yang sakit pada satu periode tertentu.
Kegunaan prevalence :
•  Untuk menentukan situasi penyakit yang ada pada satu waktu tertentu.
•  Untuk merencanakan fasilitas kesehatan dan ketenagaan.
5. Insidence
A.       Cumulative insidence/insidence risk (mengukur risiko untuk sakit )
Probabilitas dari seorang yang tidak sakit untuk menjadi sakit selama periode waktu tertentu, dengan syarat orang tersebut tidak mati oleh karena penyebab lain. Risiko ini biasanya digunakan untuk mengukur serangan penyakit yang pertama pada orang sehat tersebut. Misalnya : Insidens penyakit jantung mengukur risiko serangan penyakit jantung pertama pada orang yang belum pernah menderita penyakit jantung.




Baik pembilang maupun penyebut yang digunakan dalam perhitungan ini adalah individu yang tidak sakit pada permulaan periode pengamatan, sehingga mempunyai risiko untuk terserang. Kelompok individu yang berisiko terserang ini disebut population at risk atau populasi yang berisiko.
Ciri cumulative incidence :
v  Berbentuk proporsi
v  Tidak memilik satuan
v  Besarnya berkisar antara 0 dan 1
Contoh :
Hasil sensus di tahun 1960 di Swedia menunjukkan sejumlah 3076 laki-laki berumur 20-64 tahun yang bekerja di perusahaan plastik. Berdasarkan data dari Register Kanker Swedia, antara tahun 1961-1973, sebelas orang diantara pekerja ini terserang tumor otak.
CI  tumor otak yang terjadi pada pekerja pabrik plastik ini selama 13 tahun




B.       Insidence rate /insidence density (mengukur kecepatan untuk sakit)
Insidens rate dari kejadian penyakit adalah potensi perubahan status penyakit per satuan waktu, relative terhadap besarnya populasi individu yang sehat pada waktu itu.
Rumusnya:




Ciri Insidence Rate :
o    Mempunyai satuan, yaitu perwaktu. Tanpa satuan ini insidens density kehilangan maknanya.
o    Besarnya berkisar antara 0 sampai tak terhingga.
Yang diukur Insidence rate :
Ø  Jumlah orang yang berpindah status dari tidak sakit ke status sakit selama periode waktu tertentu merupakan hasil paduan antara tiga faktor, yaitu
1.         Ukuran besarnya populasi
2.         Lama periode pengamatan
3.         Kekuatan penyebaran penyakit (force of morbidity)
Oleh karena besarnya populasi dan lama periode pengamatan telah ditentukan oleh pengamat/peneliti, maka yang diukur dengan insidens density ini adalah kekuatan penyebaran penyakit (Force of Morbidity).
6. Attack rate
Jenis khusus insidens kumulatif yang berguna selama epidemic.
Contoh
Makanan
Makan
ARM
Tidak Makan
ARTM
Sakit
Tidak sakit

Sakit
Tidak Sakit

Salad
30
70
30/100
5
35
5/40
Krecek
16
84
16/100
4
21
4/25


Daftar Pustaka
  1. Noor, 1997, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta
  2. Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB
  3. Budiarto, Dr. Eko, SKM. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: EGC, 2002
  4. http://dr-suparyanto.blogspot.com/
  5. http://septifkmundip.blogspot.com/
  6. Kleinbaum, David. G., Lawrence L. Kupper, Hal Morgenstern (1982) Epidemiologic Reseach. Principles and Quantitative Methods.Van Nostrand Reinhold. New York
  7. Rothman, Kenneth J. (1986) Modern Epidemiology. Little, Brown and Company, Boston
    8.   Beaglehole, R., R. Bonita, T. Kjellstrom. (1993). Basic Epidemiology. World Health Organization, Geneva
    9..   Last, John M. (Ed) A Dictionary of Epidemiology.
    10   Singhasivanon, Pratap. Measures of Disease Frequency and Effect. Lecture note for the First Asian Advance Course in Tropical Epidemiology, Bangkok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar