EPIDEMIOLOGI
PENYAKIT TIDAK MENULAR
1.
Pengertian
Penyakit Tidak Menular
Penyakit
adalah jegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat
terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau
struktur organ atau sistem tubuh.
Penyakit
tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular seperti cacat fisik,
gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit gangguan metabolisme,
dan kelainan-kelainan organ tubuh lain penyakit jantung, pembuluh darah,
penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, berat badan lebih,
osteoporosis, kanker usus, depresi dan kecemasan.
Penyakit
Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Keadaan
dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam
waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban
ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam
pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.
Dalam
sambutannya Menkes menjelaskan, proporsi angka kematian akibat PTM meningkat
dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan 59,5% pada tahun
2007. Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke
(15,4%), disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif
kronis. Kematian akibat PTM terjadi di perkotaan dan perdesaan.
Menkes
mengatakan, PTM dipicu berbagai faktor risiko antara lain merokok, diet yang
tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan gaya hidup tidak sehat.
Riskesdas 2007 melaporkan, 34,7% penduduk usia 15 tahun ke atas merokok setiap
hari, 93,6% kurang konsumsi buah dan sayur serta 48,2% kurang aktivitas fisik.
2.
Jenis
Penyakit Tidak Menular
Seperti
yang telah dijelaskan di atas, PTM merupakan penyakit degeneratif, saat ini
yang banyak berkembang di masyarakat seperti penyakit hipertensi atau darah
tinggi, diabetes melitus, hiperkolesterolemia, asam urat, penyakit jantung,
paru-paru kronis, bahkan kanker. PTM dapat juga disebabkan karena kecelakaan
termasuk cedera, luka dan benturan akibat kecelakaan.
Adapun
jenis penyakit yang tidak menular lainnya adalah :
1.STROKE
Stroke
adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak
tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan
serangkaian reaksi bio kimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel
otak. Kematian jaringan otak dapat
menyebabkan
hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah penyebab
kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa
(Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang si penderita mengalami
kelumpuhan pada anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan
bicaranya. Untuk menggaris bawahi betapa seriusnya stroke ini, beberapa tahun
belakangan ini telah semakin populer istilah serangan otak. Istilah ini
berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, "serangan
jantung". stroke terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh
emboli. emboli bisa berupa kolesterol atau mungkin udara Jenis Stroke. Stroke
dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik maupun stroke hemorragik. Pada
stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan
kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat
suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83%
mengalami stroke jenis ini. Pada stroke hemorragik, pembuluh darah pecah
sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu
daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik
terjadi pada penderita hipertensi.
Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung. Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral (emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).
Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.
Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke. Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun.
2.GAGALGINJAL
Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung. Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral (emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).
Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.
Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke. Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun.
2.GAGALGINJAL
Gagal
ginjal kronis adalah suatu kondisi di mana kedua ginjal mengalami kerusakan permanen
dan tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Biasanya ditandai
dengan edema seluruh tubuh (edema anasarka) karena terjadinya hipertensi portal
dan kadar klirens kreatinin < 25.
3.TUMOR OTAK
Tumor
otak merupakan salah satu penyakit yang menakutkan semua orang. Karena otak
merupakan salah satu organ tubuh manusia paling peka dan mempunyai fungsi
sebagai pusat pengatur organ tubuh lainnya. Coba bayangkan, jika otak sakit
atau mengalami kerusakan, sedikitnya dapat dipastikan fungsi organ tubuh
lainnya pun akan terganggu, bahkan tidak jarang menimbulkan kematian. Tumor
otak bisa menyerang siapa saja dalam segala usia, pada umumnya orang usia
produktif atau dewasa muda. Meski demikian mengerikannya, tidak berarti
diagnosis tumor otak selalu merupakan vonis kematian bagi para penderitanya.
Dewasa ini ilmu kedokteran telah berkembang pesat, teknik diagnostik dan
pengobatan telah memberikan harapan hidup bagi para pasien tumor otak. Beberapa
faktor yang mempengaruhi Prognosa (harapan hidup) penderita tumor otak antara
lain; kemampuan deteksi dini; kemampuan mengetahui dengan tepat lokasi tumor di
otak; keunggulan teknologi diagnostik dan terapi (operasi) seperti CT-Scan, MRI
(Magnetic Resonance Image), mikroskop.
4.
POLIOMYELITIS
Poliomyelitis
atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.
Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk
ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki
aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan
kadang kelumpuhan (paralisis).
5.PNEUMONIA
5.PNEUMONIA
Pneumonia
adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang
bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan
terisi oleh cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk
infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga
disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat
dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum
alkohol.
Gejala yang berhubungan dengan pneumonia termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernafas. Alat diagnosa termasuk sinar-x dan pemeriksaan sputum. Perawatan tergantung dari penyebab pneumonia; pneumonia disebabkan bakteri dirawat dengan antibiotik. Pneumonia adalah penyakit umum, yang terjadi di seluruh kelompok umur, dan merupakan penyebab kematian peringkat atas di antara orang tua dan orang yang sakit secara kronik. Vaksin untuk mencegah beberapa jenis pneumonia tersedia. Prognosis untuk individu tergantung dari jenis pneumonia, perawatan yang cocok, komplikasin lainnya, dan kesehatan orang tersebut.
Salah satu kasus Pneumonia yang mempunya tingkat kematian tinggi pada saat ini adalah kasus Pneumonia yang disebabkan oleh Flu burung.
Gejala yang berhubungan dengan pneumonia termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernafas. Alat diagnosa termasuk sinar-x dan pemeriksaan sputum. Perawatan tergantung dari penyebab pneumonia; pneumonia disebabkan bakteri dirawat dengan antibiotik. Pneumonia adalah penyakit umum, yang terjadi di seluruh kelompok umur, dan merupakan penyebab kematian peringkat atas di antara orang tua dan orang yang sakit secara kronik. Vaksin untuk mencegah beberapa jenis pneumonia tersedia. Prognosis untuk individu tergantung dari jenis pneumonia, perawatan yang cocok, komplikasin lainnya, dan kesehatan orang tersebut.
Salah satu kasus Pneumonia yang mempunya tingkat kematian tinggi pada saat ini adalah kasus Pneumonia yang disebabkan oleh Flu burung.
3.
Karakteristik
Penyaki Tidak Menular
Karakteristik penyakit
tidak menular :
a. Tidak ditularkan
b. Etiologi sering tidak jelas
c. Agent penyebab : non living agent
d. Durasi penyakit panjang (kronis)
e. Fase subklinis dan klinis panjang untuk penyakit kronis.
a. Tidak ditularkan
b. Etiologi sering tidak jelas
c. Agent penyebab : non living agent
d. Durasi penyakit panjang (kronis)
e. Fase subklinis dan klinis panjang untuk penyakit kronis.
f. Penularan tidak
melalui rantai penularan tertentu
g. Biaya pencegahan maupun pengobatannya cukup tinggi
h. Mempunyai variasi yang cukup luas
i. Faktor penyebabnya bermacam-macam (Multifaktor)
g. Biaya pencegahan maupun pengobatannya cukup tinggi
h. Mempunyai variasi yang cukup luas
i. Faktor penyebabnya bermacam-macam (Multifaktor)
4. Pendekatan Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular
Epidemiologi
berusaha untuk mempelajari distribusi dan faktor-fotor yang mempengaruhi
terjadinya PTM dalam masyarakat. Untuk itu diperlukan pendekatan metodologik,
yaitu dengan melakukan berbagai penelitian. Sebagaimana umumnya penelitian
epidemiologi untuk PTM dikenal juga adanya penelitian observasional dan
eksperimental. Hanya saja karena berlangsung lama, maka umumnya penelitian PTM
merupakan penelitian observasional dengan jenis :
A.Penelitian Cross-Sectional
B. Penelitian Kasus Kontrol
C. Penelitian Kohort
5. Upaya Pencegahan Penyakit Tidak
Menular
Prinsip upaya pencegahan penyakit lebih baik
dari mengobati tetap juga berlaku untuk PTM.
4 Tingkat Pencegahan PenyakitTidak
Menular
1.
Pencegahan primordial → dimaksudkan untuk memberikan kondisi pada masyarakat yang
memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup
dan faktor resiko lainnya. Upaya ini sangat komplek, tidak hanya merupakan
upaya dari kesehatan tapi multimitra.
2.
Pencegahan tingkat pertama, meliputi :
- Promosi kesmas, misal : kampanye kesadaran masyarakat, promosi kesehatan, pendidikan kesmas.
- Pencegahan khusus, misal : pencegahan ketrpaparan, pemberian kemoprevntif
3.
Pencegahan tingkat kedua, meliputi :
- Diagnosis dini, misal dengan melakukan screening
- Pengobatan, kemoterapi atau tindakan bedah
4.
Pencegahan tingkat ketiga, meliputi: Rehabilitasi, misal
perawatan rumah jompo, perawatan rumah sakit
Upaya
pencegahan PTM ditujukan kepada faktor resiko yang telah diidentifikasi. Screening PenyakitTidak Menular .
Screening atau penyaringan adalah usaha untuk mendeteksi/mencari penderita
penyakit tertentu tanpa gejala dalam masyarakat atau kelompok tertentu melalui
suatu test/pemeriksaan, yang secara singkat dan sederhana dapat memisahakan
mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya didiagnosa dan
dilanjutkan dengan pengobatan. Screening ini sangat erat kaitannya dengan
faktor resiko dari PTM.
Sebagian
besar penyakit tidak menular
dapat dicegah bila kita menghindari 4 faktor risiko (perilaku) yang utama
yaitu:
- Pemakaian tembakau (merokok).
- Kurangnya aktivitas fisik.
- Konsumsi alkohol.
- Diet yang tidak sehat.
Faktor-faktor
risiko Penyakit Tidak Menular
di atas merupakan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan perilaku dan
dapat dikontrol dari diri kita sendiri. Sebenarnya masih ada faktor-faktor
risiko lain bagi terjadinya penyakit
tidak menular tetapi biasanya faktor-faktor ini sulit dikontrol dari
diri sendiri, seperti: faktor stress, kegemukan, dan pencemaran lingkungan.
5. Kebijakan
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
Kerangka
konsep pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular didasari oleh
kerangka dasar blum, bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor keturunan,
lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan. Kebijakan Pencegahan dan
penanggulangan PTM ini ditujukan pada penyakit-penyakit yang mempunyai faktor
resiko yang sama yaitu : jantung, stroke, hipertensi, diabetes militus,
penyumbatan saluran napas kronis.
6. Strategi
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
a.
Kebijakan Surveilans PTM
·
Surveilans factor resiko
·
Registri penyakit
·
Surveilans kematian
b.
Kebijakan Promosi dan
Prevensi PTM
c.
Kebijakan Manajeme Yankes PTM
·
PROMOTIF
·
PREVENTIF
·
KURATIF
·
REHABILITATIF
REFERENSI
·
Heru Adi Sutomo,dkk. 2010. Epidemiologi
Kebidanan. Yogyakarta. Fitramaya.
SOAL
1.
Mekanisme
adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau
tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur organ atau sistem
tubuh, disebut . . .
a.
Penyakit
b.
Adaptasi
c.
Tertular
d.
Penyakit menular
2.
Cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit gangguan
metabolisme, dan kelainan-kelainan organ tubuh lain penyakit jantung, pembuluh
darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, berat badan
lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan kecemasan, adalah pengertian dari
pada . . .
a.
Penyakit tidak menular
b.
Penyakit menular
c.
Penyakit yang tertular
d.
Penyakit epidemiologi
3.
Adapun jenis penyakit yang tidak menular lainnya adalah . . .
a.
Stroke
b.
Campak
c.
Rubella
d.
Pilek
4.
Suatu kondisi yang terjadi ketika
pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak,
kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi bio kimia, yang dapat
merusakkan atau mematikan sel-sel otak . . .
a. Stroke
b. Hipertensi
c. Jantung
d. DM
5. Menkes
mengatakan, PTM dipicu berbagai faktor risiko antara lain . . .
a.
Merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan gaya hidup
tidak sehat.
b.
Terlalu sering berolahraga
c.
Terlalu sering beraktivitas
d.
Semua benar
6.
Epidemiologi berusaha untuk mempelajari distribusi dan faktor-fotor yang
mempengaruhi terjadinya PTM dalam masyarakat . . .
a.
Pendekatan epidemiologi PTM
b.
PTM
c.
Prinsip PTM
d.
Semua SALAH
7. Untuk memberikan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan
penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor
resiko lainnya. Upaya ini sangat komplek, tidak hanya merupakan upaya dari
kesehatan tapi multimitra . . .
a.
Pencegahan primordial
b.
Pencegahan tingkat I
c.
Pencegahan tingkat II
d.
Pencegahan tingkat III
8.
Promosi kesmas dan pencegahan khusus termasuk pencegahan tingkat . . .
a.
TINGKAT I
b.
TINGKAT II
c.
TINGKAT III
d.
TINGKAT IV
9. Surveilans
factor resiko, Registri penyakit, Surveilans kematian, Strategi Penanggulangan Penyakit
Tidak Menular menurut kebijakan . . .
a. Kebijakan
Surveilans PTM
b. Kebijakan
Promosi dan Prevensi PTM
c. Kebijakan
Manajeme Yankes PTM
d. PTM epidemiologi
10. Tingkat
Pencegahan PenyakitTidak Menular terdapat . . .
a. 4
b.1
c. 6
d. 5
JAWABAN
1.A
2.A
3.A
4.A
5.A
6.A
7.A
8.A
9.A
10.A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar