Prosedur Pencatatan dan Pelaporan
Selain memiliki
kompetensi sebagai bidan yaitu melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak,
seorang bidan juga harus mempunyai kompetensi melakukan pencatatan dan
pelaporan.
Setiap kegiatan yang dilakukan harus
dicatat untuk mengetahui penyakit/masalah apa yang terjadi, siapa yang terkena,dimana
tempat kejadian,kapan waktu kejadian,bagaimana kejadian penyakit/masalah
tersebut terjadi,apa penyebab kejadian/masalah serta kegiatan yang perlu
dilakukan untuk masalah tersebut.
Agar pencatatan dan pelaporan dapat
dilaksanakan dengan baik,maka bidan harus dibekali dengan pengetahuan tentang
pentingnya pencatatan dan pelaporan serta pengelolaan berkas pencatatan dan
pelaporan.
¯Tujuan
1. Tujuan
umum
Agar dalam
pelayanannya bidan selalu memiliki bukti yang akurat yaitu hitam diatas putih
jika suatu saat ada kejadian yang tidak diinginkan yang berkenaan dengan hukum
maka sebagai bidan sudah memiliki bukti yaitu berupa inform concent
2. Tujuan
khusus
Ø untuk pelaksanaan kebidanan
tersistimatik
Ø untuk bidan mampu memberikan
pelayanan yang disetujui oleh klien
Ø untuk bidan mempunyai bukti
otentik dimata hukum.
¯Jenis-jenis Surveilans
Terdapat lima jenis dari surveilans
yaitu sebagai berikut :
1. Surveilans
pasif
yaitu pengumpulan data yang diperoleh
dari laporan bulanan sarana pelayanan di daerah.
2. Surveilans
aktif
yaitu pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung untuk mempelajari penyakit tertentu dalam mempelajari penyakit
tertentu dalam waktu yang relative singkat dan dilakukan oleh petugas kesehatan
secara teratur seminggu sekali atau dua minggu sekali untuk mencatat ada atau
tidaknya kasus baru penyakit tertentu.
3. Surveilans
menyeluruh
yaitu
pengumpulan data yang dilakukan dalam batas waktu tertentu diberbagai bidang
agar dapat mewakili populasi yang teliti dalam sebuah negara.
4. Surveilans
sentinel
yaitu pengumpulan data yang dilakukan
terbatas pada bidang-bidang tertentu. Survey ini tidak dapat digunakan dalam
sebuah populasi karena dianggap tidak mewakili sebuah kelompok populasi, akan
tetapi dapat digunakan untuk memonitor tren penyakit dan dalam mengumpulkan
informasi yang lebih terperinci.
5. Surveilans
berdasarkan kondisi masyarakat, sarana dan prasarana serta
laboratorium
kesehatan termasuk pelaporan yang dilakukan oleh masyarakat fasilitas kesehatan
dan laboratorium secara berturut-turut.
Kegiatan
Surveilans di Puskesmas
Ø Pengumpulan
data
Ø Tabulasi
dan analisis data
Ø Penyebarluasan
hasil dan informasi
Manfaat Surveilans Puskesmas
Adapun manfaat
Surveilans adalah:
Ø Deteksi
Perubahan akut dari penyakit yang terjadi dan distribusinya
Ø Identifikasi
dan perhitungan trend dan pola penyakit
Ø Identifikasi
kelompok risiko tinggi menurut waktu, orang dan tempat
Ø Identifikasi
faktor risiko dan penyebab lainnya
Ø Deteksi
perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi
Ø Dapat
memonitoring kecenderungan penyakit endemis
Ø Mempelajari
riwayat alamiah penyakit dan epidemiologinya
Ø Memberikan
informasi dan data dasar untuk proyeksi kebutuhan pelayanan kesehatan dimasa
datang
Ø Membantu
menetapkan masalah kesehatan prioritas dan prioritas sasaran program pada tahap
perencanaan
Sumber
data Surveilans Puskesmas
1. Laporan
(catatan/registrasi)
Ø Kematian
Ø Kesakitan
Ø Laboratorium
Ø Kejadian
Luar Biasa/Wabah
Ø Kasus
individu
Ø Laporan
penelitian (eksperimen atau observasi)
2. Survei khusus
terhadap penyakit tertentu atau screening
3. Laporan vector
binatang (reservoir)
4. Data lingkungan
(sanitasi, geografi termasuk curah hujan, ketinggian, dll)
5. Data penduduk
(termasuk sosial budaya, komposisi umur, dll)
Peran dan Mekanisme Kerja Surveilans Terpadu Penyakit (STP) di Puskesmas,
pengumpulan dan pengolahan data. Unit
surveilans Puskesmas mengumpulkan dan mengolah data STP Puskesmas harian
bersumber dari register rawat jalan & register rawat inap di Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu, tidak termasuk data dari unit pelayanan bukan puskesmas dan
kader kesehatan. Pengumpulan dan pengolahan data tersebut dimanfaatkan untuk
bahan analisis dan rekomendasi tindak lanjut serta distribusi data.
-
Analisis serta
Rekomendasi Tindak Lanjut.
Unit surveilans
Puskesmas melaksanakan analisis bulanan terhadap penyakit potensial KLB di
daerahnya dalam bentuk tabel menurut desa/kelurahan dan grafik kecenderungan
penyakit mingguan, kemudian menginformasikan hasilnya kepada Kepala Puskesmas,
sebagai pelaksanaan pemantauan wilayah setempat (PWS) atau sistem kewaspadaan
dini penyakit potensial KLB di Puskesmas. Apabila ditemukan adanya
kecenderungan peningkatan jumlah penderita penyakit potensial KLB tertentu,
maka Puskesmas melakukan penyelidikan epidemiologi dan menginformasikan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Unit surveilans Puskesmas melaksanakan analisis
tahunan perkembangan penyakit dan menghubungkannya dengan faktor risiko,
perubahan lingkungan, serta perencanaan dan keberhasilan program. Puskesmas
memanfaatkan hasilnya sebagai bahan profil tahunan, bahan perencanaan
Puskesmas, informasi program dan sektor terkait serta Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
-
Umpan Balik
Unit surveilans
Puskesmas mengirim umpan balik bulanan absensi laporan dan permintaan perbaikan
data ke Puskesmas Pembantu di daerah kerjanya
Laporan. Setiap minggu, Puskesmas
mengirim data PWS penyakit potensial KLB ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
sebagaimana formulir PWS KLB. Setiap bulan, Puskesmas mengirim data STP
Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan jenis penyakit dan
variabelnya sebagaimana formulir STP.PUS. Pada data PWS penyakit potensial KLB
dan data STP Puskesmas ini tidak termasuk data unit pelayanan kesehatan bukan
puskesmas dan data kader kesehatan. Setiap minggu, Unit Pelayanan bukan
Puskesmas mengirim data PWS penyakit potensial KLB ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Prosedur
Pencatatan Dan Pelaporan Epidemiologi ( Surveilans )
PENCATATAN
1. Pengertian
Suatu kegiatan
rutin meliputi pengumpulan dan pengelolaan data yang akan dilaporkan sesuai
jenjang administrasi.
2. Tujuan
Menunjang
tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan
kesehatan.
3. Sistem
Informasi Kesehatan saat ini :
b. Sistem
informasi puskesmas ( SP2TP)
d. Sistem
Informasi survey labs
e. Sistem
Informasi kewaspadaan pangan dan gizi ( SKPG)
f. Sistem
Informasi obat
g. Sistem
Informasi penyalahgunaan NAPZA
h. Sistem
Informasi tenaga kesehatan
4. Perkembangan
sistem informasi kesehatan
a. Konsep
awal PKM 1975
Recording dan
repoting menjadi program pokok puskesmas
b. Recording
dan repoting terpadu 1986
Recording dan
repoting PKM diintergrasikan menjadi sistem pencatatan dan pelaporan
terpadu PKM
(SP2TP)
c. SP2TP
disederhanakan 1996
SP2TP menjadi
salah satu komponen manajemen PKM dan dikembangkan menjadi
sistem informasi
manajemen PKM ( SIMPUS)
d. Simpus
tidak bekerja sebagaimana mestinya 1998
Diberlakukannya
undang-undang desentralisasi dan otonomi daerah simplus menjadi
terkotak kotak.
e. Upaya
penataan kembali SIMPUS 2001 dimulainya reformasi PKM.
5. Aplikasi
sofware yang dikembangkan
a. PKM
kelurahan
1. Aplikasi
RJ PKM
2. Aplikasi
kegiatan program dalam gedung PKM
3. Aplikasi
kegiatan program luar gedung PKM
4. Aplikasi
pengawasan penderita TBC PKM
5. Aplikasi
data kematian PKM
b. PKM
kecamatan
1. Aplikasi
RJ PKM
2. Aplikasi
RI PKM
3. Aplikasi
kegiatan program dalam gedung PKM
4. Aplikasi
data keuangann swadana PKM
c. Sudin
pelayanan kesehatan kota madya
Aplikassi
data perijinan praktek dokter dan praktek bersama.
d. Pusat
pengelolaan data dinkes provinsi
Aplikasi
pengelolaan data
e. Contoh
pencatatan dan pelaporan
PELAPORAN
1. Sistem
pelaporan di puskesmas
a. Data
dari PKM dikumpulkan, diolah dan hasilnya dimasukkan kedalam format 1
b. Format 1
merupakan rekapitulasi dari tiap desa juga sebagai laporan ke dinas
kesehatan dati II yang dikirim tiap bulan
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
c. Dinas
kesehatab dati II membuat rekapitulasi laporan PKM ( format 1 dengan
menggunakan format 2 yang dikirim ke pusat
setiap triwulan paling lambat satu bulan
setelah triwulan tersebut berakhir)
2. Sistem
pelaporan rumah sakit ( SPRS)
a. Pengertian
SPRS
Sistim Informasi
Manajemen Rumah Sakit adalah sistem komputerisasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk
jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh
informasi secara cepat, tepat dan akurat.
Sistim Informasi Manajemen (SIM)
berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang sangat penting – bahkan bisa
dikatakan mutlak – untuk operasional rumah sakit.
Berbagai pengalaman rumah sakit yang
menggunakan sistim administrasi konvensional menunjukan banyaknya kehilangan
kesempatan memperoleh laba akibat dari lemahnya koordinasi antar departemen
maupun kurangnya dukungan informasi yang cepat, tepat, akurat, dan
terintegrasi.
b. Tujuan
SPRS
Dalam sistim
informasi manajemen rumah sakit ini, fungsi dari bagian perawatan lebih
dikonsentrasikan pada pelayanan perawatan/jasa medis secara profesional, fungsi
penagihan dilakukan oleh bagian keuangan sedangkan pemberian potongan menjadi
wewenang direksi.
Para tenaga medis tidak perlu memikirkan kemampuan finansial pasien dan tidak membeda-bedakan pelayanan kepada pasien karena tenaga medis akan diberi insentif yang sama untuk tindakan yang sama, tidak tergantung kepada siapa pelayanan medis tersebut diberikan. Pola tersebut terbukti mempengaruhi secara positif kinerja para tenaga medis yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.
Para tenaga medis tidak perlu memikirkan kemampuan finansial pasien dan tidak membeda-bedakan pelayanan kepada pasien karena tenaga medis akan diberi insentif yang sama untuk tindakan yang sama, tidak tergantung kepada siapa pelayanan medis tersebut diberikan. Pola tersebut terbukti mempengaruhi secara positif kinerja para tenaga medis yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.
c. Sistem
pelaporan rumah sakit saat ini
Sistem
pelapoeran rumah sakit (SPRS) saat ini adalah revisi ke VI yang disempurnakan
melalui keputusan dirjen pelayanan medik no.HK.00.05.1.4.5482 tanggal 2 januari
1997. SPRS mencakup semua rumah sakit baik yang dikelola pemerintah maupun yang
dikelola swasta. SPRS berlaku bagi semua jenis atau kategori rumah sakit
seperti rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus (jiwa, kanker, jantung,
mata, bedah, anak, bersalin, dll)
d. Informasi
pokok sistem pelaporan rumah sakit
a. Informasi
kegiatan rumah sakit
b. Informasi
morbiditas
c. Informasi
infentarisasi rumah sakit
d. Informasi
ketenangan rumah sakit
e. Informasi
kegiatan rumah sakit
f. Informasi
ketenangan rumah sakit
g. Informasi
peralatana medik
3. Sistem
Pelaporan Di Poskesdas
Kegiatan
posyandu yang perlu dilaporkan adalah kegiatan pemantauan kesehatan keluarga
menguraikan :
1. Penyakit/
masalah apa yang terjadi
2. Siapa
yang terkena
3. Dimana
kejadian penyakit/masalah tersebut terjadi
4. Waktu
kejadian penyakit/masalah tersebut terjadi
5. Bagaimana
kejadian penyakit/masalah tersebut terjadi
6. Penyebab
kejadian penyakit akut/masalah
7. Rencana
tindak lanjut kegiatan yang perlu dilakukan untuk mengatasi kejadian/masalalah tersebut.
1. Format
Pelaporan
a. Pelaporan
rutin misalnya imunisasi KIA
b. Pemantauan
kesehatan keluarga
c. Pelacakan
kasus
d. Laporan
situasi kesehatan desa siaga
e. Pedoman
penentuan jenis penyakit
f. Form
kejadian luar biasa (KLB) atau wabah W1
2. Pengelolaan
berkas pelaporan
Semua informasi
dari sumber data dapat dikumpulkan untuk dianalisa sehingga dapat diketahui
jumlah, dimana, kapan, siapa atau kelompok yang berisiko dan [rogram yang telah
dilaksanakan. Minimal harus mengumpulkan mengenai kelompok resiko tinggi dan
tempat-tempat potensial KLB diwilayah kerja masing-masing.
3. Laporan
penyakit
Data yang
diperlukan disini adalah nama penderita, nama oarang tua ( jika pendertita
masih kanak-kanak), umur,jenis kelamin, alamat lengkap ( termasuk RT,RW,desa
atau kelurahan dan kecamatan ), diagnosa dan tanggal mulai sakit perlu
diketahui.
4. Laporan
wabah
Ada beberapa penyakit menular yang sukar
diketahui bila terjadi secara perorangan tetapi dalam bentuk wabah segera dapat
dikenal,misalnya influenza, dengue haemorrhagic fever (DHF),keracunan makanan,
dll.
REFERENSI
Soal Dari Audiens
1.Tiwi
dana
Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan, dalam
pelayanannya bidan selalu memiliki bukti yang akurat yaitu hitam diatas putih.!
Jwb : jika suatu saat ada kejadian yang
tidak diinginkan yang berkenaan dengan hukum maka
sebagai bidan
sudah memiliki bukti yaitu berupa inform concent( memiliki bukti yang akurat,
yaitu hitam diatas putih)
2.
Febrina minanda
Untuk Pelaksanaan kebidanan tersistimatik.
Coba jelaskan apa maksudnya!
Jwb : Semua pelayanan kebidanan yang dilakukan sudah merupakan tindakan yang
tersusun
( tindakan yang
sudah ditetapkan )
3.
Irma wahyuni
Jelaskan macam-macam surveilans !
Jwb :
1. Surveilans
pasif
yaitu pengumpulan data yang diperoleh
dari laporan bulanan sarana pelayanan di daerah.
2. Surveilans
aktif
yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara
langsung untuk mempelajari penyakit tertentu dalam mempelajari penyakit
tertentu dalam waktu yang relative singkat dan dilakukan oleh petugas kesehatan
secara teratur seminggu sekali atau dua minggu sekali untuk mencatat ada atau
tidaknya kasus baru penyakit tertentu.
3. Surveilans
menyeluruh
yaitu
pengumpulan data yang dilakukan dalam batas waktu tertentu diberbagai bidang
agar dapat mewakili populasi yang teliti dalam sebuah negara.
4. Surveilans
sentinel
yaitu pengumpulan data yang dilakukan
terbatas pada bidang-bidang tertentu. Survey ini tidak dapat digunakan dalam
sebuah populasi karena dianggap tidak mewakili sebuah kelompok populasi, akan
tetapi dapat digunakan untuk memonitor tren penyakit dan dalam mengumpulkan
informasi yang lebih terperinci.
5. Surveilans
berdasarkan kondisi masyarakat, sarana dan prasarana serta
laboratorium kesehatan termasuk
pelaporan yang dilakukan oleh masyarakat fasilitas kesehatan dan laboratorium
secara berturut-turut.
4.Sri
rejeki
Mengapa setiap kegiatan/pelayanan yang
dilakukan harus dicatat ?
Jwb : untuk mengetahui
penyakit/masalah apa yang terjadi, siapa yang
terkena,dimana tempat
kejadian,kapan
waktu kejadian,bagaimana
kejadian penyakit/masalah tersebut
terjadi,apa penyebab kejadian/masalah serta kegiatan
yang perlu dilakukan untuk masalah tersebut. Agar
pencatatan dan pelaporan dapat dilaksanakan dengan baik.
Soal
1. Agar pencatatan dan pelaporan dapat
dilaksanakan dengan baik,maka bidan harus..........
a. harus
dibekali dengan pengetahuan tentang pentingnya pencatatan dan pelaporan serta pengelolaan berkas pencatatan dan pelaporan.
b. harus
mempunyai kompetensi melakukan pencatatan dan pelaporan
c. harus
tersistimatik
d. harus mengumpulkan mengenai kelompok
resiko tinggi dan tempat-tempat potensial KLB diwilayah kerja masing-masing
2. Setiap
kegiatan yang dilakukan harus.........
a. dicatat
b. dikerjakan
c. didengar
d. dibiarkan
3. Selain memiliki kompetensi sebagai
bidan yaitu melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak, seorang bidan juga
harus.........
a. mempunyai
kompetensi melakukan pencatatan dan pelaporan
b. pintar
c. tersistematik
d. mencatat
laporan
4. Dibawah ini adalah tujuan khusus dari
prosedur pencatatan dan pelaporan surveilans, kecuali....
a. untuk
kegiatan pelaksanan
b. untuk pelaksanaan
kebidanan tersistimatik
c. untuk bidan
mampu memberikan pelayanan yang disetujui oleh klien
d. untuk bidan
mempunyai bukti otentik dimata hukum
5. Dibawah ini jenis-jenis dari
surveilans, kecuali........
a.surveilans
otentik
b. surveilans
aktif
c. surveilans
pasif
d. surveilans
menyeluruh
6.Pengumpulan data yang diperoleh dari
laporan bulanan sarana pelayanan di daerah. Merupakan pengertian
dari..............
a.
Surveilans pasif
b.
Surveilans aktif
c.
Surveilans menyeluruh
d.
Surveilans sentinel
7. Pengumpulan
data yang dilakukan secara langsung, merupakan pengertian dari.......
a.
Surveilans aktif
b.
Surveilans pasif
c.
Surveilans sentinel
d.
Surveilans menyeluruh
8. Dibawah ini kegiatan surveilans
dipuskesmas, kecuali...........
a. Mencatat
laporan
b. Pengumpulan
data
c. Tabulasi dan
analisis data
d. Penyebarluasan
hasil dan informasi
9. Di
bawah ini yang bukan merupakan sumber data surveilans puskesmas,yaitu……….
a. Laporan (catatan/registrasi)
b.Survei
khusus terhadap penyakit tertentu atau screening
c. Laporan
vector binatang (reservoir)
d. Laporan penyakit
10. di
bawah ini yang merupakan data
penduduk dalam sumber data surveilans puskesmas adalah…
a. sanitasi
b. geografi
termasuk curah hujan
c. ketinggian
d. sosial budaya
Kunci
Jawaban
1. A
2. A
3. A
4. A
5. A
6. A
7. A
8. A
9.D
10.D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar